Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau
getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam
secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala
Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional
yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude.
Jenis gempa bumi
A. Berdasarkan penyebab
A. Berdasarkan penyebab
1. Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Ketika lempeng patah menjadi 2 bagian, maka masing-masing bagian akan bergerak menjauh. Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar). Sesar yang terjadi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, bergantung pada bagaimana sebuah gaya bekerja pada lempeng.
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Ketika lempeng patah menjadi 2 bagian, maka masing-masing bagian akan bergerak menjauh. Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar). Sesar yang terjadi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, bergantung pada bagaimana sebuah gaya bekerja pada lempeng.
![]() |
Lempengan bumi |
Ketika sebuah lempeng ditarik berlawanan oleh sebuah gaya, maka
akan terbentuk sesar normal seperti pada Gambar 5.30a. Pada sesar normal,
struktur batuan lempeng yang ada di atas sesar akan bergeser turun dibandingkan
struktur batuan lempeng yang ada di bawah sesar.
Sebuah gaya yang mendorong lempeng saling mendekat akan menekan lempeng
tersebut dari arah yang berlawanan. Gaya dorong ini menyebabkan struktur batuan lempeng di bagian atas sesar bergerak
naik. Fenomena ini disebut (sesar terbalik).
Sebuah gaya geser yang bekerja pada lempeng akan membentuk
(sesar geser). Gaya geser mengakibatkan lempeng di kedua sisi sesar geser bergerak
berlawanan pada permukaan Bumi.
Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa
Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut
hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
B. Berdasarkan kedalaman
1. Gempa bumi dalam
Adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
C. Berdasarkan gelombang/getaran gempa
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
C. Berdasarkan gelombang/getaran gempa
1. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Kekuatan gempa pada sebuah daerah
dinyatakan dengan Skala Richter. Pengukuran kekuatan gempa didasarkan pada
amplitudo atau grafik gelombang seismik di seismogram. Skala Richter
menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan. Berdasarkan gempa yang
terjadi sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0. Setiap
kenaikan 1,0 skala, energi gempa yang dihasilkan 32 kali lebih besar. Misalnya,
sebuah gempa dengan kekuatan 6,8 Skala Richter melepaskan energi 32 kali lebih
besar dibandingkan energi yang dilepaskan gempa dengan kekuatan 5,8 Skala
Richter. Pencatatan di seismogram juga akan menunjukkan gelombang gempa 6,8
Skala Richter lebih tinggi dibandingkan gelombang gempa berkekuatan 5,8 Skala
Richter.
Besarnya
sebuah gempa akan memengaruhi besarnya energi yang dilepaskan. Semakin
besar sebuah gempa, maka energi yang dilepaskan
juga semakin besar. Akibatnya, kerusakan yang terjadi juga semakin besar.
A. Ketika berlangsung gempa
1. Yang pertama sekali adalah DON’T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari bencana tersebut.
2. Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
3. Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan terjadinya rengkahan tanah.
4. Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.
B. Setelah terjadi gempa
1. Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
2. Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
3. Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh
0 komentar :
Posting Komentar